Boyolali | Teliksandi.id – Ternyata, kecantikan wanita Indonesia, terutama Jawa bisa dilihat dari simbol riasan alis matanya. Namun tak sembarang alis mata yang menunjukkan kecantikan tersebut. Salah satunya adalah jenis alis nanggal sepisan. Dalam alis nanggal sepisan terkandung banyak makna dan filosofi yang dalam. Seperti apa sih alis nanggal sepisan?
Seiring perkembangan jaman, peran para perias kecantikan menjadi penting. Selain menjaga tradisi dan budaya, juga dibutuhkan oleh banyak orang. Khususnya bagi wanita-wanita Jawa yang selalu ingin menjaga penampilan serta kecantikannya.
Terkait riasan alis mata, jenis atau bentuk alis nanggal sepisan menjadi semacam tolok ukur akan kecantikan wanita Jawa. Bahkan sejak dahulu kala, atau di jaman Nusantara masih dikuasai oleh kerajaan-kerajaan, alis nanggal sepisan sudah menjadi ciri penting dalam tata rias wanita Jawa.
“Alis Nanggal Sepisan sudah menjadi ciri khas dari bangsa Indonesia sejak dulu. Sehingga para perias yang ada sekarang, mempunyai tugas penting untuk menyampaikan kepada masyarakat luas. Bahwa kita sebagai bangsa Indonesia mempunyai trend alis cantik yang tak lekang oleh jaman,” ujar Mbak Laura Erawati (45) pemilik LBK Erawati di sela-sela acara Table Talk Budaya dan Tata Rias Pengantin di Hotel Pondok Asri Boyolali pada hari Jumat (28/07/2023) kemarin.
Acara yang bertema Warisan Budaya Bangsa tersebut melibatkan semua perias atau ahli tata rias se-wilayah Ranting Mojosongo, Boyolali, Jateng. Secara berkala Harpi Melati (Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia) Ranting Mojosongo, memang selalu mengadakan pertemuan.
Dalam setiap pertemuan selalu diisi dengan diskusi ataupun kegiatan yang dianggap penting untuk diketahui. Baik oleh anggota Harpi sendiri maupun khalayak masyarakat luas. Begitu pula dalam kegiatan tersebut, Harpi Melati Cabang Mojosongo bekerja sama dengan LBK Erawati mengusung tema tentang Alis Nanggal Sepisan.
Menurut Mbak Laura, yang juga pengurus Harpi Melati Ranting Mojosongo, dalam mengikuti perkembangan jaman, orang seringkali lupa. Bagaimana merias sesungguhnya yang benar. Misalnya membuat riasan alis mata seperti apa, juga coraknya seperti apa.
Untuk itulah, dalam acara tersebut, para ahli rias mencoba untuk mengembalikan esensi dari tata rias itu sendiri. Termasuk filosofi dari setiap proses merias itu, yang bersumber dari warisan leluhur yang sangat adiluhung.
Pada intinya merias bukan sekedar merias, ataupun corat-coret wajah saja. Melainkan harus mengikuti pakem atau auran dasar yang sudah disepakati bersama, khususnya oleh anggota yang tergabung dalam organisasi Harpi.
“Jika alis model mancanegara bisa trend. Misalnya alis ala Korea yang juga digandrungi anak muda. Tentu model alis mata khas bangsa Indonesia juga bisa menjadi trend kembali. Nah salah satunya adalah alis nanggal sepisan,” imbuh Mbak Laura yang selalu terlihat cantik dan energik ini.
Sebagai ahli tata rias, khususnya rias pengantin, anggota Harpi Melati wajib menyampaikan kepada masyarakat akan hal tersebut. Yaitu bahwa bangsa Indonesia sendiri juga mempunyai model alis yang sangat cantik dan mempesona. Bahkan diprediksi bisa menjadi trend yang tak lekang oleh jaman.
Lalu mengapa alis menjadi penting bagi kecantikan seseorang?
Karena ketika saat proses tata rias, secara otomatis orang akan melihat bagian wajah, terutama mata dan alis yang menjadi satu kesatuan. Keanggunan dan Inner Beauty-nya (kecantikan dari dalam) bisa terlihat jelas sampai saat proses rias selesai. Begitupun saat tampil di depan publik.
Apalagi, dalam dunia tata rias, kita seringkali mendapat wejangan ataupun nasehat dan masukan dari para sesepuh (senior). Karena dari beliau-beliau inilah yang dianggap paham betul tentang semua makna dan filosofi beragam jenis rias. Termasuk makna dan filosofi model alis nanggal sepisan.
Alis nanggal sepisan sendiri adalah model alis yang memang mengadopsi dari bentuk fenomena alam. Yaitu bentuk bulan saat tanggal pertama (nanggal sepisan) di bulan Jawa. Atau seperti garis dengan lengkungan halus di setiap ujungnya. Bentuk alis model tersebut memang sangat cocok dan anggun jika diterapkan. Khususnya untuk wanita Jawa.
“Bahkan tidak menutup kemungkinan, juga anggun jika diterapkan kepada wanita-wanita Indonesai pada umumnya. Atau kepada tatarias pengantin adat atau suku lainnya,” terang Ibu Hj. Sumarni Sutrisno, selaku Ketua Harpi Melati Cabang Boyolali yang juga hadir dalam acara tersebut.
Menurut Bu Hj. Sumarni, generasi penerus sekarang harus mau mempelajari pakem rias atau tata rias. Khususnya pakem yang sudah dibakukan oleh organisasi Harpi di Solo beberapa waktu lalu.
Ia juga mengharap agar perias yang ada, terutama dari generasi penerus bisa menjadi ahli tata rias kelas Internasional. Karena seperti yang sudah dibakukan di Solo, memang sudah terklasifikasikan jenis-jenis tata rias.
“Misalnya tata rias Internasional, Solo Putri, Solo Basahan, Solo Putri Berhijab. Dan di Boyolali sendiri juga ada tata rias khas Boyolali. Yaitu Wahyu Merapi Pacul Goweng” papar Hj. Sumarni kepada awak media yang hadir dalam acara tersebut.
Selain itu, beliau juga berharap agar generasi penerus selalu mengikuti perkembangan jaman dengan tetap mengenang dan mempelajari warisan budaya bangsa sendiri. Karena terbukti, warisan budaya sendiri selalu kaya akan makna filosofis yang bersifat adiluhung.
Acara tersebut juga diisi dengan kesenian tari Buto Gedruk. Juga hadir Ketua Harpi Mojosongo, yaitu Ibu Muji Rahayu, serta Sekretaris Ibu Evi. Acara diakhiri dengan demo tutorial.
Yaitu membuat atau merias alis mata model nanggal sepisan. Model cantik Henny Aprilia, terlihat semakin cantik dan mempesona setelah sepasang matanya dirias ala alis nanggal sepisan tersebut. (Red/Uci)