“Pagi-pagi saya didatangi tujuh orang, yang dua oknum polisi itu, dan saya diajak pergi ke sebuah rumah makan,”
“Waktu itu saya mau telpon orang tua saya tidak boleh, lalu mereka ambil handphone dan kunci mobil saya,” katanya.
Dia mengatakan, saat dua orang oknum polisi itu mendatangi rumahnya, mereka tidak mengenakan seragam anggota kepolisian.
Namun mereka mengaku dari Polda Jawa Tengah.
Selesai makan, Bima Saraswati disuruh menandatangani surat pernyataan, yang menyatakan mobilnya jenis Honda Brio disita untuk dijadikan jaminan.
Dia melaporkan dua oknum polisi itu atas dugaan peremapasan mobil Honda Brio milik Bima.
Tanggapan Dina; Menanggapi hal itu, Dina memberikan klarifikasinya mengenai keterlibatan dua oknum polisi itu.
“Memang benar saya mencari Bima, tapi saat itu saya tidak tau jika ada oknum polisi yang ikut saya saat saya ke rumah Bima,” katanya.
Dia mencari Bima sejak awal 2017 lalu, karena Bima menurutnya tidak menepati perjanjian usaha dengannya.
“Saya sudah tiga tahun mencari Bima, tapi gak pernah ketemu, sampai akhirnya saya ajak temannya untuk mendampingi saya ke rumah Bima,” jelasnya.
Dina mengaku teman-teman yang dia ajak merupakan teman jamaah satu pengajian dengannya.
“Walaupun kita kenal, tapi kan sebelumnya kita gak pernah tanya apa pekerjaannya,” imbuhnya.
Dina juga ikut saat mendatangi rumah Bima, pada pertengahan Agustus 2019 lalu.
“Saya datang sekitar jam 04.30 wib, karena Bima orangnya susah dicari”
“Kata tetangganya, Bima kalau pulang larut malam, dan pagi dia sudah pergi lagi,” jelasnya.
Saat bertemu dengan Bima, Dina menjelaskan jika ingin menyelesaikan masalah ini ke Polres.
Namun justru Bima yang menawarkan mobilnya untuk jaminan, dengan membuat surat perjanjian.
“Dia sendiri yang menawarkan mobilnya, bukan saya yang merampas mobilnya.”
“Jadi saya mau klarifikasi jika ada oknum Polisi yang merampas mobilnya, itu salah,” tegasnya.
Dina menyakinkan jika mobil milik Bima saat ini masih dia simpan untuk jaminan, dan hal itu sesuai dengan kesepakatannya dengan Bima. (Red)