Yogyakarta 24 Oktober 2024 – Bank Indonesia mengadakan acara “Mrantasi Goes to school” Acara ini berlangsung di ballroom Eastpact Hotel dan menghadirkan Jodi, salah satu pejabat kebijakan dari Bank Indonesia, sebagai pemateri. Tema utama yang disampaikan dalam kegiatan ini adalah tentang strategi Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi, yang menjadi salah satu tantangan utama dalam perekonomian Indonesia.
Dalam materinya, Jodi menjelaskan beberapa metode yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk menekan laju inflasi. Salah satu metode yang dijelaskan adalah konsep “4K”, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan barang, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif. Menurut Jodi, keterjangkauan harga penting untuk memastikan masyarakat dapat membeli barang-barang pokok tanpa mengalami kenaikan harga yang signifikan. Selain itu, ketersediaan barang juga menjadi kunci agar tidak terjadi kelangkaan yang bisa memicu kenaikan harga. Kelancaran distribusi pun sangat penting, mengingat gangguan pada jalur distribusi bisa menyebabkan ketidakseimbangan pasokan dan permintaan. Kelancaran distribusi dapat dilakukan dengan hilirisasi produk. Terakhir, komunikasi efektif diperlukan untuk memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat, sehingga dapat mencegah terjadinya kepanikan di pasar.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari para peserta, terutama guru-guru ekonomi yang hadir. Dengan mengikuti acara seperti ini, para guru mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran kebijakan moneter dalam menjaga stabilitas ekonomi, khususnya dalam mengatasi tantangan inflasi. Materi ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan yang berguna bagi para guru dalam mengajarkan konsep-konsep ekonomi kepada siswa di sekolah/ madrasah.
Acara BI Mrantasi Goes to School menjadi salah satu upaya Bank Indonesia untuk menyosialisasikan kebijakan dan peranannya dalam perekonomian, sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama kalangan pendidik. Diharapkan melalui kegiatan ini, para peserta dapat menularkan ilmu yang mereka peroleh kepada siswa, sehingga pemahaman tentang ekonomi makro seperti inflasi dapat lebih dipahami sejak usia dini.
kontributor: Fitria Endang Susana
