TELIKSANDI
NEWS TICKER

Guru MAN 2 Bantul Perkuat Keilmuan Lewat Sinau Sejarah Perjanjian Giyanti

Jumat, 14 Februari 2025 | 2:23 pm
Reporter:
Posted by: Jo Han
Dibaca: 43

Bantul, 13 Februari 2025 – Dalam rangka meningkatkan pemahaman sejarah dan budaya lokal, Guru Sejarah MAN 2 Bantul mengikuti acara yang diselenggarakan Paniradya Kaistimewan Yogyakarta bertajuk “Sinau Sejarah: Perjanjian Giyanti” pada Kamis (13/2). Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan lebih dalam mengenai peristiwa bersejarah yang menjadi tonggak penting dalam pembagian wilayah Mataram pada abad ke-18.

Kegiatan yang berlangsung di aula sekolah SMAN 2 Bantul ini dihadiri oleh puluhan siswa, guru sejarah, serta beberapa sejarawan dan budayawan yang diundang sebagai narasumber. Kepala SMAN 2 Bantul, Isti Fatimah, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan pentingnya pemahaman sejarah bagi generasi muda. “Sejarah adalah jati diri kita. Melalui kegiatan ini, kami berharap siswa dapat memahami bagaimana Perjanjian Giyanti mempengaruhi perjalanan sejarah Yogyakarta hingga saat ini,” ujarnya.

Sekretaris Paniradya Kaistimewan Yogyakarta, Ariyanti Luhur Tri Setyarini, S.H., M.H., menekankan bahwa pemahaman sejarah perlu terus dikembangkan sebagai bagian dari pelestarian nilai-nilai keistimewaan Yogyakarta.

“Perjanjian Giyanti yang ditandatangani pada 13 Februari 1755 menjadi cikal bakal berdirinya Kasultanan Yogyakarta. Melalui kegiatan ini, kita mengajak generasi muda untuk lebih mengenali warisan sejarah yang membentuk identitas daerahnya,” kata Rini dalam sesi diskusi.

Salah satu narasumber, Baha’ Uddin, S.S., M.Hum., sejarawan dari Universitas Gadjah Mada, menjelaskan bahwa Perjanjian Giyanti merupakan hasil dari konflik internal Mataram yang berujung pada pembagian kerajaan menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.

Siswa-siswi yang hadir tampak antusias mengikuti diskusi dan sesi tanya jawab. Salah seorang siswa, Rina Widyastuti, mengaku mendapatkan wawasan baru tentang sejarah daerahnya.

“Biasanya kita hanya belajar dari buku, tapi dengan acara seperti ini, kami bisa berdiskusi langsung dengan para ahli dan memahami sejarah dengan lebih mendalam,” ujarnya.

Selain diskusi, acara ini juga dimeriahkan dengan karawitan, tari, lawak dan live musik.

Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan generasi muda semakin mencintai sejarah dan budaya lokal serta mampu menjaga dan melestarikan warisan leluhur. Paniradya Kaistimewan Yogyakarta berencana untuk terus mengadakan kegiatan serupa di sekolah-sekolah lain di DIY guna meningkatkan kesadaran sejarah di kalangan pelajar. Selain itu, kegiatan ini akan diperluas di kapanewon bahkan di kalurahan-kalurahan di Yogyakarta.

Kontributor: Sri Suharyanti

Share this:

[addtoany]

Berita Lainnya

AWPI PERS GUARD - TELIKSANDI.ID