Foto: aristya rahadian krisabella
Jakarta, Teliksandi.id – Indonesia memiliki banyak kesempatan jika ingin menjual atau ekspor produk ke Amerika, asalkan produk yang dijual sesuai dan memiliki daya saing.
“Amerika itu pasar ekspornya US$ 3 triliun atau 3 kali PDB Indonesia setahun. Jadi, apapun yang bisa kita produksi dengan baik bisa dijual di sana. itulah, persoalan bukan kesempatan pasar, kapasitas kita kualitas produk kita,” kata Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS), Mahendra Siregar saat ditemui di ICE-BSD, dalam Trade Expo Indonesia ke 34, Jumat (18/10/2019).
Adapun saat ini, lima produk unggulan Indonesia ke AS antara lain pakaian, karet, alas kaki, elektronik hingga furnitur. Sementara untuk produk yang berpotensi bisa memperoleh pangsa pasar lebih besar di AS antara lain mainan, perhiasan, kertas hingga produk kayu.
Dia mencatat, untuk ekspor furnitur Indonesia ke Amerika nilainya sebesar US$ 800 juta per tahun. Angka ini jauh lebih kecil dibanding dengan ekspor China ke Amerika yang nilainya mencapai US$ 33 miliar. Namun, ada perubahan yaitu soal tarif yang bakal menjegal China, dan menjadi kesempatan baru bagi Indonesia.
Adapun saat ini, lima produk unggulan Indonesia ke AS antara lain pakaian, karet, alas kaki, elektronik hingga furnitur. Sementara untuk produk yang berpotensi bisa memperoleh pangsa pasar lebih besar di AS antara lain mainan, perhiasan, kertas hingga produk kayu.
Dia mencatat, untuk ekspor furnitur Indonesia ke Amerika nilainya sebesar US$ 800 juta per tahun. Angka ini jauh lebih kecil dibanding dengan ekspor China ke Amerika yang nilainya mencapai US$ 33 miliar. Namun, ada perubahan yaitu soal tarif yang bakal menjegal China, dan menjadi kesempatan baru bagi Indonesia.
“Artinya perubahan menyebabkan china dikenakan tarif tinggi, sudah jelas merupakan kesempatan baik bagi kita,” ujarnya.
Dia juga menyebut, Amerika juga menginginkan tak hanya produk “Made in China” yang menguasai pasar. Amerika mencari pasar baru, sehingga di sinilah kesempatan bagi Indonesia untuk bisa menggaet pasar. Dalam hal ini, Indonesia bisa ambil bagian asalkan terus memperbaiki kualitas barang yang ditawarkan.
“Peluang besar, hanya bagian kita apakah di satu pihak bisa dijaga momentumnya, kedua terus memperbaiki desain, kuliatas, juga memperbaiki kemungkinan apakah bisa membuat produk mi, karena skrg banyak furnitur tak hanya kayu, ada metal, plastik,” ungkapnya.
Dia juga menyebut, Amerika juga menginginkan tak hanya produk “Made in China” yang menguasai pasar. Amerika mencari pasar baru, sehingga di sinilah kesempatan bagi Indonesia untuk bisa menggaet pasar. Dalam hal ini, Indonesia bisa ambil bagian asalkan terus memperbaiki kualitas barang yang ditawarkan.
“Peluang besar, hanya bagian kita apakah di satu pihak bisa dijaga momentumnya, kedua terus memperbaiki desain, kuliatas, juga memperbaiki kemungkinan apakah bisa membuat produk mi, karena skrg banyak furnitur tak hanya kayu, ada metal, plastik,” ungkapnya.
Oleh karena itu, dia menegaskan jika semua produk yang dibuat Indonesia bisa terbuka dan terjual di Amerika. pekerjaan rumah bagi Indonesia adalah bagaimana membuat produk tersebut siap dengan kualitas yang baik.
“Apakah kualitas baik ini yang harus dipelajari, bagaimana produk baik, peningkatan kapasitas. Semua produk pada akhirnya akan diuji kemampuan dalam meningkatkan kualitas,” tegasnya.
“Apakah kualitas baik ini yang harus dipelajari, bagaimana produk baik, peningkatan kapasitas. Semua produk pada akhirnya akan diuji kemampuan dalam meningkatkan kualitas,” tegasnya.
Sumber: CNBC Indonesia