Pariaman, TelikSandi.ID – Salah satu daerah mempunyai potensi dari hasil pertanian di Propinsi Sumatra Barat, Kabupaten Padang Pariaman nampaknya sudah mampu memberikan kebutuhan pangan pada rakyatnya disamping juga dapat memenuhi permintaan pasar ekspor. Dari tahun ke tahun kemampuan hasil pertanian cukup meningkat secara signifikan dan ini berkat kerjasama dan kerja keras antara masyarakat petani dengan Pemerintah daerah Kabupaten Padang Pariaman. Namun sangat disayangkan pada tahun ini ada penurunan hasil masyarakat petani dan tentunya akibat adanya perubahan iklim serta faktor lingkungan sehingga pertanian pangan sedikit mengalami permasalahan yang berasal dari serangan hama hingga berujung pada penurunan produktivitas. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, menurut Kadis Yurisman dengan beras 42 dan Batang Piaman sejak terserang hama saat beberapa tahun lalu akhirnya tidak dapat di gunakan dan tidak direkomendasikan kepada petani untuk ditanam.
Oleh karena itu perlu adanya pengembangan varietas yang lebih unggul. Keunggulan itu tentu saja dari berbagai aspek baik tahan terhadap hama, produktivitas tinggi yang terpenting dapat diterima masyarakat baik dalam daerah Padang Pariaman sendiri ataupun luar daerah seperti Bengkulu, Jambi, Riau dan Palembang dan jika perlu ke Pulau Jawa. Untuk itu diperlukan kerja ekstra keras dan utamanya saling bersinergi antara petani dan pemerintah daerah. Ditambahkan Yurisman, Kadis termuda yang punya potensial dan banyak inovasi ini bahwa sektor pertanian sangat vital dan merupakan mata kehidupan masyarakat. Padang Pariaman adalah lumbung padi terbesar di Propinsi Sumatra Barat. Bicara tentang tantangan, Yurisman berusaha semaksimal dan berupaya untuk melakukan yang terbaik dengan mengembangkan padi jenis baru dengan julukan Padi Putiah Padang Pariaman. Papanai atau Anai. Sedangkan untuk sebuah nama Padi Putiah Papanai dimana asal dari bentuk warna beras yang putih bersih. Untuk nama Anai dicomot dari nama bendungan Anai yang merupakan penyuplai 35 persen air untuk pertanian. Untuk jenis Padi Putiah Papanai memang mempunyai keunggulan tersendiri dari jenis Padi yang ada lainnya, seperti tahan terhadap hama wereng, penyakit bias dan tingginya hasil produksi selain rasa nasi yang lezat. Jenis padi yang telah ditanam sejak tahun 2018 itu juga ditanam pada tiga kecamatan diantaranya, Lubuk Alung, Sungai Limau dan Kecamatan V Koto Kampung Dalam dengan hasil produksi 16 hingga 20 ton padi pertahunnya.
Diketahui pula bahwa 40 persen dari produksi itu di jadikan benih yang kegunaan untuk dikembangkan dan sisa untuk konsumen. Selain padi, DPKP Kabupaten Padang Pariaman juga telah jauh hari mengembangkan Pinang Wangi. Sejak tahun 2012 sektor perkebunan khususnya pinang wangi telah mengalami peningkatan produktivitas dan kualitas. Padang Pariaman dapat berbangga, karena telah mempunyai sumber benih untuk dijual belikan ke berbagai daerah luar Kabupaten Padang Pariaman. “Hasil pinang wangi yang sumber benihnya ada di Nagari Sikucur untuk pemasarannya sudah ke daerah Sijunjung,Pesisir Selatan,Propinsi Riau dan Jambi. Dan ini membuktikan bahwa kualitas pinang wangi sudah teruji,” ujarnya. Untuk 500 batang mampu menghasilkan 30 ribu benih pertahunnya. Sementara produksi mampu mencapai 360 kilogram pinang wangi dan tiap perbulannya untuk 200 batang pinang. Sedangkan untuk harga jual benih jauh lebih tinggi jika dibandingkan pada harga jual pinang biasa yang berkisar sebesar Rp. 10 ribu perkilogram sementara untuk harga benih hanya Rp. 5 ribu perbatang. Kata Kadis DPKP untuk peningkatan pengembangan kelima varietas tersebut, segala upaya telah dikerahkan untuk dapat bekerjasama dengan berbagai pihak dimana nantinya akan membuahkan hasil varietas yang terunggul dan berharap dapat pengakuan dari Kementrian Pertanian. Dan mudah-mudahan apa yang telah kita lakukan ini bermanfaat untuk peningkatan ekonomi rakyat. “Rakyat Sejahteta, Daerah Maju,Aman Dan Damai” ujarnya (Nasrul)