JAKARTA, TELIKSANDI.ID – Seminar Nasional dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II Pengurus Besar Himpunan Keluarga Kerinci Nasional (PB HKK Nasional) sukses digelar di Avenzel Hotel and Convention, Cibubur pada Sabtu, 22 Februari 2020.
Di antara para tamu VVIP dan pemateri yang menghadiri Seminar Nasional dan Rakernas II PB HKKN, turut hadir Asisten Deputi bidang Hukum dan Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Putu Ngurah Pensy. Ia turut serta memberikan sambutan dalam pembukaan Seminar Nasional.
Sebagai lembaga negara yang memiliki tugas dan fokus utama mengembangkan industri pariwisata, Kemenparekraf, terang Putu Ngurah, saat ini sedang bergegas mencari 10 ‘Bali baru’ selain yang telah tergabung dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo.
“Apa yang disampaikan oleh Ibu Telisa (Aulia Falianty, Asisten Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi, red), itu sedang kami wujudkan,” ujar Putu Ngurah dalam sambutannya.
Seminar Nasional dan Rakernas II PB HKKN yang mengambil tema “Menjadikan Kerinci-Jambi Destinasi Wisata Bertaraf Internasional: Arah Kebijakan, Tantangan dan Peluang” turut menyingkap berbagai potensi baru Kerinci demi menjadi destinasi wisata pilihan di Indonesia. Bahkan, ketika masih muda, Presiden Jokowi saat masih mahasiswa, pernah mendaki gunung Kerinci yang merupakan gunung vulkanik tertinggi di Pulau Sumatera dan tertinggi kedua di ASEAN. Saat sampai di puncak Gunung Kerinci, Jokowi berteriak, “Aku presiden!” Memoar itu turut meneguhkan betapa magisnya Gunung Kerinci, sehingga memiliki pesona dan magnet tersendiri bagi mereka yang gemar mendaki gunung atau ber-agrowisata.
Sekepal tanah surga yang tercampakkan ke Bumi, demikianlah julukan bagi bumi Kerinci. Ini dibuktikan dengan potensi Kerinci menjadi taman bumi (geopark) yang dikukuhkan dalam Peraturan Presiden nomor 9 tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi.
Di hadapan Ketua Umum PB HKKN yang juga sekaligus merupakan Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Pol Drs. H. Syafril Nursal, SH, MH, Putu Ngurah memuji potensi alam Kerinci yang belakangan ini tersibak setelah selama ini seolah-olah ‘tersembunyi’ dan belum banyak diketahui orang karena kurangnya publikasi. “Wah, luar biasa alam Kerinci,” tuturnya dengan rasa kagum sambil tersenyum.
Bicara tentang ‘Bali baru’, lanjut Putu Ngurah, ternyata begitu kompleks. Pemerintah sedang mencari destinasi wisata baru yang kedepannya berpotensi dapat dikembangkan pula sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seperti halnya Mandalika, NTB. Memilih ‘Bali baru’ bukanlah pekerjaan yang mudah bagi kementeriannya, apalagi dibawah kepemimpinan Menteri dan Wakil Menteri Wishnutama dan Angela Herliani Tanoesoedibjo. Tetapi, sambungnya, bukan berarti Kerinci tidak punya peluang untuk menjadi salah satu dari 10 ‘Bali baru’ yang akan dikembangkan pemerintahan Presiden Jokowi pada 5 tahun terakhir kepemimpinannya.
Putu Ngurah optimis bahwa Kerinci berpotensi menjadi ‘Bali baru’ untuk menjadi surga bukan hanya bagi para pendaki gunung saja, tetapi bagi penggemar agrowisata, wisata alam, wisata religi dan wisata halal. Pembangunan kompleks Kota Santri Internasional Kerinci di Desa Talang Kemulun, Kecamatan Danau Kerinci, menjadi bukti bahwa Kerinci semakin kompak dan siap menjadi destinasi wisata pilihan di Indonesia.
Meskipun 10 ‘Bali baru’ belum ditetapkan secara resmi, tapi semangat untuk mencapainya tidak akan padam. “Untuk Kerinci, saya optimis, siap jadi ‘Bali baru’,” kata Putu Ngurah. (APS).