Rokan Hilir – TELIKSANDI.ID–Kehadiran kerang tambak di pesisir pantai perairan laut Rokan hilir (Rohil), khususnya Wilayah Bagan siapi-api dan sekitarnya tidak sepenuhnya ada azas manfaat bagi nelayan-nelayan tradisional yang kesehariannya menafkahi anak istri dengan menangkap (mengutip) kerang di pantai menggunakan tungkah (papan mirip keranda), kini seakan terbatas pada mata pencarian bagi sebahagian nelayan tradisional dalam bertahan hidup mencari makan.
Sebelum adanya kerang tambak di pesisir pantai di laut, masyarakat nelayan tradisional khususnya nelayan Bagan siapi-api, yang bergantung hidup pada mata pencarian selama ini di pesisir pantai dengan cara mengutip kerang di pantai yang lebih di kenal masyarakat nelayan dengan sebutan kerang alam yang bisa di ambil saat air laut surut seperti kerang batu, kepiting, eko dan lainya, kini seakan terancam bagi sebahagian masyarakat nelayan tradisional dengan keberadaan kerang tambak tersebut (red).
Hal ini di karenakan kerang yang hidup dipantai yang biasa di kutip oleh sebahagian nelayan tradisional yang profesinya sehari-hari mengambil pakai tangan menggunakan tungkah tidak bisa lagi di kerjakan,di karenakan pantai tersebut sudah di pagar untuk di jadikan lahan kerang tambak oleh oknum penguasa budidaya kerang sehingga membuat resah sebahagian Nelayan kerang kutip tangan.
Keresahan bagi sebahagian nelayan tersebut semakin menjadi, mana kala yang baru-baru ini terjadi dan jadi sorotan publik, empat (4) nelayan di laporkan ke aparat penegak hukum atas dugaan pencurian kerang tambak milik muslim warga jalan danau gatal RT/RW 001/001 kepenghuluan parit aman kecamatan bangko kabupaten Rokan Hilir beberapa waktu lalu.
Ke empat nelayan yang di laporkan atas nama
Nama zulfikar (45) jalan kampung baru RT 021 RW 005 kelurahan Bagan hulu.
Herman (41) jalan sempurna RT 011 RW 002 kepenghuluan Bagan jawa.
Haryadi (32) jalan kampung baru kelurahan Bagan Hulu.
Adri (22) jalan tanjung gemuk kepenghuluan labuhan tangga kecil.
Eva yang mengaku sebagai salah satu istri pelaku atas dugaan pencurian kerang tambak kepada beberapa awak media yang datang mewancarai Selasa (10/03/2020) sekira (20:45) wib, dirumah Mulyadi Ketua Perkumpulan wartawan Republik indonesia Bersatu (PWRIB) jalan kampung Baru, sangat berharap kepada Pemerintah kabupaten Rokan Hilir, Bupati Suyatno untuk bisa membantu suaminya yang sekarang berada di lembaga pemasyarakatan (lapas) kelas II A Bagan siapi-api kini masih dalam peroses peradilan.
” kepada Bapak Bupati Suyatno, kami sangat berharap bantuan dari bapak untuk membantu kami, kerena ia tulang punggung keluarga untuk menafkahi anak dan istrinya, siapalah lagi yang mengasi kami makan pak, bantulah kami tidak ada lagi tempat untuk kami mengadu ,” tutur Eva.
di tempat terpisah ketua wadah PWRIB, terkait persoalan tersebut mengatakan” dari sudut pandang mana yang mengatakan bahwa ke 4 nelayan itu melakukan pencurian kerang tambak milik pengusaha? sementara, pengusaha itu sendiri tidak mempunyai izin untuk beroperasi di area pantai tersebut,” kata Mulyadi.
Mulyadi N juga mengatakan” perlu diketahui bahwa dengan keberadaan usaha mereka yang memakan tempat yang luas, hingga membuat para nelayan kecil kesulitan untuk mencari makan di area pantai tersebut” ucap Mulyadi kepada Tim awak media.(Slmt/Syafrizal)