TELIKSANDI
NEWS TICKER

Melalui MOOC Pintar, Guru MAN 2 Bantul Tingkatkan Kompetensi Pendidikan Inklusif

Sabtu, 7 Desember 2024 | 11:06 pm
Reporter:
Posted by: Jo Han
Dibaca: 35

Bantul, 6 Desember 2024 – Dalam upaya meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola pendidikan inklusif, guru-guru MAN 2 Bantul mengikuti Pelatihan Madrasah Inklusi yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia melalui platform Massive Open Online Course (MOOC) Pintar. Pelatihan ini dirancang untuk mendukung pengembangan madrasah inklusi di Indonesia, sejalan dengan semangat pemerataan pendidikan dan penerapan nilai-nilai keberagaman.

Pendidikan inklusif merupakan pendekatan pendidikan yang memastikan semua anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, mendapatkan hak yang sama dalam pembelajaran. Dengan pendekatan ini, madrasah berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang mendukung keberagaman dan mendorong inklusivitas. “Sebagai institusi pendidikan, MAN 2 Bantul berkomitmen untuk menjadi madrasah yang ramah bagi semua peserta didik. Pelatihan ini memberikan bekal penting bagi guru untuk memahami kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus sekaligus mengintegrasikan pendidikan inklusif ke dalam proses pembelajaran,” ujar Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rakmawati.

MOOC Pintar adalah platform pembelajaran daring yang dikembangkan oleh Kementerian Agama untuk meningkatkan akses pelatihan bagi guru di seluruh Indonesia. Melalui MOOC Pintar, pelatihan Madrasah Inklusi dapat diikuti secara fleksibel dan berbasis teknologi.

Materi yang diberikan dalam pelatihan madrasah inkusi antara lain 1; Perubahan paradigma Pendidikan Islam Inklusif; 2) Pemahaman konsep, landasan, prinsip penyelenggaraan pendidikan inklusif dan aksesibilitas dan lingkungan inklusif; 3) Praktik Identifikasi, asesmen, profil PDBK dan Program Pendidikan Individual (PPI); 4) Praktik Pembelajaran Akomodatif dalam setting kelas inklusif; 5) Praktik Program Kebutuhan Khusus bagi PDBK pada madrasah; 6) Rancangan Program Pasca Madrasah bagi PDBK pada madrasah; 7) Praktik Pengelolaan dan Pengambangan Madrasah Inklusif; 8) Pemahaman monitoring, evaluasi dan sistem penjaminan mutu madrasah inklusif.

Guru-guru MAN 2 Bantul mengaku antusias mengikuti pelatihan ini karena memberikan wawasan baru yang relevan dengan kebutuhan pendidikan saat ini. Salah satu peserta pelatihan, Fitria Endang Susana, berbagi pengalamannya. “Pelatihan ini sangat membuka mata saya tentang pentingnya pendidikan inklusif. Kami belajar bagaimana merancang pembelajaran yang tidak hanya efektif, tetapi juga inklusif, sehingga semua siswa merasa dihargai dan didukung,” ungkapnya. Fitria Endang Susana, menyebutkan bahwa pelatihan ini sejalan dengan visi madrasah yang berupaya menjadi lembaga pendidikan yang ramah anak dan inklusif.

Dengan mengikuti pelatihan ini, guru-guru kami akan lebih siap menghadapi tantangan pendidikan inklusif. Pengetahuan yang mereka peroleh dapat langsung diterapkan, baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun dalam penyediaan fasilitas pendukung bagi siswa berkebutuhan khusus,” ujarnya. Selain itu, hasil dari pelatihan ini diharapkan dapat mendorong inovasi dalam penerapan pendidikan inklusif, seperti pengembangan kurikulum khusus, penyediaan media pembelajaran yang adaptif, serta pelibatan komunitas untuk mendukung siswa secara holistik. Pelatihan ini menjadi langkah awal bagi MAN 2 Bantul untuk lebih aktif dalam menerapkan pendidikan inklusif. Dengan jumlah peserta didik yang beragam, MAN 2 Bantul berkomitmen untuk terus meningkatkan kompetensi tenaga pendidiknya sehingga setiap siswa dapat berkembang sesuai potensinya.

“Kami berharap pelatihan ini dapat terus berkelanjutan dan didukung oleh kebijakan serta program yang relevan dari Kementerian Agama. Pendidikan inklusif adalah tanggung jawab bersama, dan madrasah harus menjadi pionir dalam menciptakan lingkungan belajar yang merangkul semua siswa,” tutup Nur Hasanah Rakmawati.

Dengan adanya pelatihan ini, MAN 2 Bantul semakin memantapkan langkahnya sebagai madrasah yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga peduli terhadap keberagaman dan keberlanjutan pendidikan inklusif di Indonesia.

Kontributor: Fitria Endang Susana 

Share this:

[addtoany]

Berita Lainnya

AWPI PERS GUARD - TELIKSANDI.ID