Sri Mulyani ‘Sodorkan’ Nadiem Jadi Contoh Kebijakan Jokowi
Jakarta, TelikSandi.ID – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyinggung nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam menjelaskan fokus pembangunan dan kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di depan para pengusaha Amerika Serikat (AS).
Ani, panggilan akrab Sri Mulyani, bilang fokus pembangunan Jokowi di pemerintahan periode kedua adalah perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM). Perbaikan ini menjadi mutlak karena perkembangan waktu dan teknologi menuntut kemampuan SDM.
“Presiden yakinkan kualitas SDM adalah hal penting,” ucap Sri Mulyani kala memberi sambutan pada acara KTT Investasi antara AS dan Indonesia yang dihadiri para pengusaha Negeri Paman Sam di Jakarta, Kamis (21/11).
Untuk mencapai perbaikan kualitas SDM itu, lanjut Ani, Jokowi berusaha menempatkan tokoh yang dianggap mampu memberikan kontribusi besar pada fokus pembangunan tersebut.
Hal ini, menurut Ani, diwujudkan dengan memilih Nadiem yang sebelumnya merupakan pendiri perusahaan teknologi di bidang transportasi, Gojek Indonesia.
“Makanya kini kami memiliki menteri pendidikan yang sangat muda, yang tahu persis apa yang dibutuhkan untuk berkembang lebih lanjut,” terang mantan direktur pelaksana World Bank tersebut.
Di depan pengusaha AS, Ani juga meyakinkan bahwa kebijakan pembangunan infrastruktur akan tetap dilanjutkan. Khususnya, infrastruktur yang mampu menunjang fokus pembangunan kualitas SDM.
Pasalnya, kata dia, Jokowi ingin perbaikan kualitas SDM bisa dikejar dari semua lini, termasuk dengan daya dukung dana yang cukup besar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah setidaknya selalu mengalokasikan 20 persen dari APBN untuk sektor pendidikan.
Pada 2020, pemerintah mengalokasi APBN untuk sektor pendidikan sekitar Rp508 triliun. Sementara untuk sektor kesehatan, yang juga dalam rangka menunjang perbaikan kualitas SDM dialokasikan Rp132 triliun.
“Ini semua dalam rangka menyelaraskan program prioritas Presiden. Anggaran ini juga sudah disetujui oleh DPR,” ungkapnya.
Tak hanya itu, keseriusan pembangunan kualitas SDM melalui sektor pendidikan juga akan dikejar dengan pengembangan riset dan penelitian. Untuk mengejar hal ini, pemerintah sudah menyiapkan insentif pajak bertajuk super deductiable tax.
Insentif itu berupa pengurangan pajak sekitar 200 persen sampai 300 persen bagi investasi di bidang riset dan pendidikan vokasional. Insentif ini pun ditawarkan Ani kepada para pengusaha AS yang datang di forum tersebut.
“Ini memberi sinyal kepada investor bahwa Anda tidak hanya disambut disini, tapi juga diberi insentif agar uang yang Anda bawa, teknologi dan pengetahuan yang Anda bawa, akan benar-benar menciptakan kegiatan produktif di Indonesia,” tandasnya. (Agus/Red)