NASIONAL, POLITIK – Dukungan politik terus mengalir kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Dukungan dari para santri ini datang 120 pondok pesantren (ponpes) Salafiah di Jawa Barat (Jabar).
Dukungan tersebut reaksi atas pengakuan Jokowi terhadap eksistensi para santri. “Kami mendukung Jokowi umemimpin Indonesia di periode kedua pada 2019-2024. Tekad kami sudah bulat. Kami sudah deklarasi,” ungkap Ketua Umum Resimen Santri Dukung Jokowi Aa Abdul Rozak, kemarin.
Ribuan santri pendukung Jokowi menghadiri deklarasi 120 ponpes Salafiah, Sabtu (21/7). Deklrasi ini mengambil di Ponpes Sirnamiskin, Kota Bandung. Mereka berasal dari berbagai ponpes di Jabar.
Deklarasi 120 ponpes ini tergabung dalam Resimen Santri Dukung Jokowi. Aa Abdul Rozak menambahkan, deklarasi tersebut sebagai bentuk penegasan sikap ponpes di Jabar.
“Dengan mendukung Jokowi di Pilpres 2019, kami sudah menegaskan sikap. Selain deklarasi, pada pertemuan ini juga digunakan untuk koordinasi. Sebab, proses atau tahapan menuju Pilpres 2019 sudah di depan mata,” lanjut dia.
Sembari menggelar deklarasi, Resimen Santri Dukung Jokowi untuk 2 periode juga mendirikan posko. Resimen ini mendorong dukungan Jokowi untuk 2 periode menjadi gerakan mainstream dakwah Islam Rahmatan Lilalamin.
Arah dan tujuan politik mereka sangat jelas, memenangkan Jokowi kembali di Pilpres 2019. “Kami mendorong dia menjadi gerakan mainstream. Gerakan ini berlaku bagi siapa saja. Sebab, Jokowi ini harus kembali di 2019,” jelas dia.
Banyak alasan Jokowi ini dianggap layak meneruskan kembali pemerintahan. Sebab, Jokowi pro dan peduli umat beragama. Kepada umat muslim, Jokowi sangat dekat.
Hampir setiap agenda besar organisasi Islam, dia menyempatkan diri datang.
“Perhatian Jokowi ini sangat besar. Sangat aktif bersilaturahmi. Kalau diundang selalu datang,” tutur dia lagi.
Jokowi hadir dalam acara Pengajian Khataman Al-Qur’an dan Haul Pesantren An-Najah Gondang Sragen Jawa Tengah, Sabtu (14/7) malam.
Dari Sragen, Jokowi bahkan meminta umat Islam di Indonesia mengembangkan model dakwah yang ramah. Aa Abdul Rozak melanjutkan, Jokowi merupakan presiden pertama yang mengakui eksistensi santri.
“Jokowi presiden pertama mengakui perjuangan santri secara de facto dan de jure. Terbukti, dia menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri. Penetapan Hari Santri ini menjadi kado spesial bagi kami,” tutur Aa lagi