Mas Kunto (baju Putih) bersama para tokoh masyarakat, Rabu (28/8).
Teliksandi.id – Boyolali, Bertempat di Balai Desa Kunti, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Mas Kunto Aktifis Sosial di bidang Pertanian adakan sosialisasi dalam tema “Rembuk Gayeng Bersama Mas Kunto” Yakni dengan pengembangan pohon pisang. Acara ini di dukung oleh PKBM Handayani, CV Maju Bersama Kita dari Kabupaten Sragen. Rabu (28/8) Pukul 09.00 WIB hingga selesai.
Hadir dalam acara tersebut
Para ahli dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Prof.Dr.Ir. Sunjoto, Dip, HE, DEA IPU (Food Expert) , Prof.Ir Joko Sujono, MEng, PhD (Forestry Expert ) , Prof. Dr. Ir. Nursamsi Puspsendjojo, MAgr. (Artists) , Ir. Intan Suprapa ST, MSc, PhD, IPM (Ahli Tekealogi Pertanlan) , Gatotkoco Suroso (Writer & Social Activist) Moderatore Mas Haryanto.Sp Ir.Tri martono, Sp (ahli pupuk organik), Kepala Desa Kunti, Perangkat Desa Kunti, Tokoh masyarakat Desa kunti, Ormas Pemuda Pancasila (PP) Cabang Andong, dan sederetan media massa cetak dan online.
Mas Kunto (baju putih depan kanan) saat kedatangan Tokoh Masyarakat Sulomo Mantan Kades Catur Sambi Boyolali, ( baju putih tengah), Rabu (28/8).
Acara ini di helat sebagai tujuan awal saat Mas Kunto panggilan familiar nya mengenal desa kunti, dia tertarik dengan desa kunti karena nilai adat Istiadat pedesaanya yang masih kuat, hubungan emosional antar sesama masih erat dengan cara kekeluargaan, dan masih terikat dengan norma-norma budaya Jawa, terbukti dari Pilkades lalu desa kunti benar-benar atas dasar kedaulatan rakyat.
“Masyarakat Desa Kunti begitu cerdas, dalam pilkades beberapa waktu lalu, rakyat benar-benar berdaulat dan anti Money Politik, semoga ini bisa menjadi percontohan di tingkat nasional” Jelasnya Kunto di hadapan awak media.
Lebih jauh, Kunto ingin menggali potensi desa kunti, yang dapat dimulai dari yang paling dekat dan sederhana. Yakni budidaya Pohon Pisang. Menurutnya Setiap wilayah Pedesaan memiliki potensi yang sama untuk dikembangkan. Meskipun, setiap wilayah memiliki struktur yang berbeda-beda.
Namun menurut dia, pasti ada saja yang dapat dimunculkan dan memiliki nilai potensial, bukan hanya pisang saja kedepan, apalagi Indonesia terdiri dari berbagai macam adat istiadat dan kekayaan alam yang sangat menarik memiliki ciri khas tersendiri.
“Setelah saya cermati, desa kunti memang cocok sekali dengan budidaya pohon pisang, dalam benak saya pisang yang cocok adalah ambon kuning, namun sulit di dapat, kami terpaksa budidaya pisang dengan jenis yang lain,” Urai Pria Humoris ini.
Memang bukan hal yang mudah dalam menumbuhkan potensi ekonomi. Seperti saat menanam tumbuhan, Perlu waktu untuk menunggu masa panen. Begitupun dalam menggali potensi suatu daerah. Perlu adanya pembinaan yang berkelanjutan untuk dapat mengenyam hasil yang manis.
Untuk itu, Kunto berkolaborasi dengan mendatangkan 18 Ahli dari UGM, yang semuanya sudah memiliki gelar Profesor. Inilah kiprah seorang Kunto dalam memajukan desa yang ada di wilayah Boyolali Utara ini, dan sebagai wujud dari implementasi UU Desa No. 6 Tahun 2014 Kunto berharap Masyarakat Desa Kunti Bebas dari Jeratan Rentenir, arahanya Desa segera membuat Perdes dan membentuk BUMDes mendorong para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Desa Kunti, dengan memberi pinjaman lunak, murah dan mudah.
“Saya jadi teringat ketika Ibu Saya terjerat dengan hutang rentenir, untuk itu saya menjadi merasakan bagaimana rasanya hidup dalam jeratan hutang, ” Tutur Kunto tanpa canggung dan apa adanya ini. (Tim)
Editor: Rian