JATENG | Teliksandi.id – Setiap tanggal 28 Oktober, seluruh rakyat Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Pada peringatan ke-93 tahun ini, Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga (SAPU JAGAD) Roni Yudi Asmara ,SH mendorong para pemuda Indonesia untuk bernyali melakukan perubahan.
“Zaman terus berkembang dan banyak perubahan telah terjadi. Sebagai pemuda, kita harus mengambil peran dalam perubahan itu,” kata Roni Yudiasmara.
Dia pun mewanti-wanti, jika pemuda Indonesia hanya berdiam diri maka bangsa ini akan tergilas oleh perubahan zaman. Era bangsa terus berubah, mulai dari orde lama, orde baru hingga reformasi. Perubahan pola pikir dan kecenderungan para sebagian pemuda mengalami disorientasi. Terbukanya era teknologi tidak mampu membendung arus besar pengaruh budaya luar.
Para pemuda yang dilarutkan oleh idola-idola “pahlawan” yang pada akhirnya melupakan pahlawan bangsa yang sesungguhnya, mulai menyurutkan daya ingat sejarah perjuangan bangsa. Idealisme yang terbangun bukan lagi idealisme yang berlandaskan asas nasionalisme dan patriotisme sebagai putra bangsa ini, melainkan kecintaan mereka terhadap budaya asing yang justru perlahan tapi pasti mengikis budaya bangsa sendiri. Kita tidak lagi dihadapkan dengan perang melawan senjata senapan, pistol dan sejenisnya. Akan tetapi, saat ini kita dihadapkan dengan perang pemikiran, melalui kecanggihan teknologi kita dihadapkan pada masa dimana kita harus berjuang sendiri melawan pengaruh pikiran yang lain melalui transfer teknologi.
Tujuan para pemuda di masa lalu dalam mengawal bangsanya, perlu dibangkitkan kembali. Salah satunya melalui wadah organisasi masyarakat seperti SAPU JAGAD. Ia harus mampu menjadi perwujudan cita-cita para pemuda tangguh 1928. Mampu merepresentasikan kebhinekaan dalam nilai-nilai agama yang moderat. Menciptakan lebih banyak lagi kader-kader militan yang berkualitas tinggi jasmani dan rohani. Slogan trisula sakti sapu jagad, Saling melindungi,Saling menguatkan dan Saling membesarkan. (Kribo)