NASIONAL, POLITIK – Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan partainya membuka peluang yang besar untuk berkoalisi dengan Gerindra dalam Pilpres 2019. Dalam pertemuan yang berlangsung 1,5 jam secara tertutup, SBY bersama Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menyepakati visi dan misi sebagai dasar untuk membangun koalisi dalam pilpres 2019.
“Jalan untuk koalisi ini terbuka lebar, apalagi setelah kami berdua sepakat atas apa yang menjadi persoalan bangsa lima tahun ke depan, sepakat atas apa yang diinginkan rakyat dan masyarakat hingga akar rumput sebelum kami berbicara kolisi,” kata SBY di kediamannya, Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan, Selasa (24/7) malam.
Prabowo tiba di rumah SBY sekitar pukul 19.13 WIB dan langsung disambut SBY bersama Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan jajaran pimpinan Demokrat lainnya begitu turun dari mobil. Baik Prabowo, SBY, maupun AHY sama-sama menggunakan batik lengan panjang berwarna cokelat dalam pertemuan itu.
SBY mengatakan syarat koalisi antara Demokrat dan Gerindra telah tersedia. “Koalisi efektif yang kokoh harus berangkat dari niat baik, harus saling menghormati, dan saling percaya,” kata dia.
Presiden RI ke-6 juga memaparkan, partainya tak menargetkan cawapres dari partainya untuk mendampingi Prabowo di Pilpres 2019. “Setiap parpol tentu menginginkan salah satu kadernya jadi capres atau cawapres, demikian juga Demokrat. Tapi cawapres bukan harga mati,” kata dia.
Prabowo mengatakan dalam beberapa hari ke depan, baik Demokrat dan Gerindra akan membicarakan cawapres untuk mendapatkan sosok terbaik. Dia menyatakan, kriteria yang dibutuhkan untuk mendampinginya yakni sosok yang komunikatif dan berasal dari generasi muda.
“Bila dalam pertemuan nanti nama AHY muncul sebagai suatu yang dibicarakan, saya harus katakan why not?” kata Prabowo.
SBY dan Prabowo menyepakati lima persoalan utama di Indonesia yang perlu diatasi. Berikut poin-poin tersebut:
1. Di bidang ekonomi, keduanya menyepakati prioritas meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan, penghasilan dan daya beli masyarakat, serta dunia usaha dan investasi. “Di bidang ekonomi kami sepakat ekonomi nasional harus dikelola dengan cakap, serius, dan efektif,” kata SBY.
2. Di bidang hukum dan keadilan, SBY dan Prabowo memprioritaskan adanyan penegakan hukum dan pemberantasa korupsi yang dilakukan secara adil. Mereka menilai hal tersebut tak boleh dilakukan secara tebang pilih dan bebas dari intervensi.
3. Di bidang politik dan demokrasi, mereka berharap nantinya implementasi konstitusi, uu, dan sistem ketatanegaraan dapat dilakukan secara benar. Mereka menekankan pada pentingnya proses check and balances maupun independensi antarlembaga negara.
Mereka juga sepakat mencegah hadirnya politik identitas dan SARA dalam pelaksanaan pemilu. Keduanya pun mendorong adanya netralitas negara dan aparat dalam Pemilu sehingga berjalan damai, jujur, dan adil.
SBY dan Prabowo juga mendukung adanya penertiban hoaks dan fitnah. “Tentu dengan harapan penertiban itu dilakukan secara proporsional dan adil sifatnya,” kata SBY.
4. Pada bidang persatuan dan kerukunan sosial, SBY menyatakan tak boleh ada ekstremisme, radikalisme dan kekerasan terjadi. Hanya saja, mereka menolak adanya Islamphobia dan sikap melabeli suatu komunitas sebagai kelompok radikal.
5. Sementara terkait ideologi dan dasar negara, keduanya bersepakat menjadikan Pancasila dan UUD 1945 sebagai pedoman. Karenanya, mereka menolak berkembangnya paham dan ideologi lain yang justru mengancam Pancasila dan UUD 1945, seperti komunisme dan khilafah.
“Kami sepakat bahwa kelima isu strategis tadi harus menjadi visi-misi pemerintah lima tahun mendatang,” kata SBY.
Ke depannya, Gerindra dan Demokrat akan melakukan pertemuan yang lebih teknis untuk membahas koalisi. “Tim kecil dari Gerindra akan intensif bekerja dengan tim kecil dari Demokrat,” kata SBY.