TELIKSANDI
NEWS TICKER

Suka Duka Roy Bangun Sang Jurnalis, Dari Bergaji Dollar Hingga Incaran Sniper

Kamis, 25 Februari 2021 | 8:50 pm
Reporter:
Posted by: redaksi redaksi
Dibaca: 363

Medan | Teliksandi.id Kalau mendengar nama Sastroy Bangun S.Sos, para kuli tinta di Kota Medan pasti langsung menerawang dengan keenerjikannya saat melakukan peliputan di lapangan sebagai seorang jurnalis.

Pria kelahiran Kabanjahe 10 Februari 1980, itu, ternyata menyimpan segudang suka duka pengalaman sebagai wartawan, mulai dari perolehan gaji yang dibayar dengan US Dollar hingga nyaris menjadi bidikan senjata api sniper yang diduga suruhan seorang penguasa.

Wartawan yang ingin menggali tentang siapa sosok ayah satu anak itu sebenarnya, akhirnya berhasil mewawancarainya secara eksklusif, setelah membuat janji di acara penutupan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut pimpinan H Hermansyah, yang digelar di Grand City Hall Jalan Balai Kota Medan, Kamis (25/02/2021).

Dengan ciri khas mengenakan seragam Waspada Online Hitam, pria yang akrab dipanggil Roy tersebut, secara gamblang menuturkan rasa kebanggaannya menjadi seorang jurnalis dengan seabrek pengalaman yang telah dijalaninya.

“Saya bangga dan nyaman sebagai seorang wartawan bang, dengan profesi ini saya bisa banyak mengenal orang, berinteraksi dengan semua kalangan mulai dari tokoh dan pejabat penting yang selama ini kita lihat di tivi-tivi, hingga kalangan yang berstatus sosial di bawah garis kemiskinan,” ujar jebolan Kampus Sekolah Tingggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIK’P) itu.

Pria yang gemar mengumbar senyum dan aktor dari Tanah Karo ini, mengawali karirnya sebagai jurnalis ketika ia diterima sebagai wartawan di salah satu harian terbitan Medan. Karirnya-pun kian menanjak ketika dirinya ” dipinang ” oleh owner perusahaan media online yang berkedudukan di negeri Sultan Deli ini.

Tanpa terbilang lama, karena kecekatannya ia pun dilirik dan direkrut seorang Jenderal kepolisian di Jakarta dan dipercayakan sebagai seorang asisten juru bicaranya, mendampingi Pimpinan Waspada Online, Alm Avian Tumengkol.

“Saat itu masa-masa keemasan sebagai seorang jurnalis aku rasakan bang, dimana kami bergaji yang dibayar dengan US Dolar, kalau dirupiahkan, mencapai Rp600 juta sebulan. Dan itu ada 3 bulan berturut-turut,” sebutnya.

Roy Bangun sebenarnya ingin banyak bercerita tentang kisah jurnalistiknya, namun karena singkatnya waktu yang ada, dimana dirinya harus menjalani kepesertaan UKW, pertemuan dan wawancara itu akhirnya berakhir. Dan ia berjanji akan menyambung pengalaman kewartawanannya pada waktu dan tempat berbeda. (Leodepari/Selamet).

Share this:

[addtoany]

Berita Lainnya

AWPI PERS GUARD - TELIKSANDI.ID