Wedangan Omah Tuo Dekat Kantor DPC AWPI Solo, Jumat (10/1/2020)
TELIKSANDI.ID, KULINER – Aneka ragam kuliner malam di Solo bisa dijumpai dengan mudah, baik di mal, pusat pertokoan maupun di restoran rumah makan cepat saji atau warung makan khusus. Namun, Anda berkuliner di tempat-tempat makan yang memang menjadi khas Solo, jika di restoran, rumah makan cepat saji, Anda tentu saja sudah terbiasa karena di kota, tempat Anda juga sudah banyak.
Salah satu tempat kuliner tradisi warga Solo adalah HIK (Hidangan Istimewa Kampung), diangkat dari Kampung Istimewa. HIK merupakan warung angkringan ala warga Solo yang menjajakan makanan dan minuman yang beraneka ragam. Masyarakat Solo biasa menyebut aktivitas kuliner, makan dan minum, di HIK ini dengan nama ‘wedangan’. Jadi, ada yang mengajak ngobrol pergi ke ‘wedangan’, ini artinya mengajak makan dan minum (berkuliner) di HIK.
Dari sekian warung yang bertebaran di kota solo, tatkala kami singgah di kantor DPC AWPI Solo sekaligus LBH Lingkar Fakta di JalanTanjung Raya, Karangasem, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, kami diajak wedangan sekaligus diskusi di warung wedangan Omah tuo bersama Ketua DPC Solo Dhony Fajar Fauzi, SH. MH.
Mungkin oleh pemiliknya mengartikan tempat lokasi yang berada di rumah yang telah berusia tua, namun memiliki nilai hostorisnya, wedangan ini menempati teras rumah tepatnya di pertigaan jalan sukun, hanya berjarak 10 meter kebarat dari kantor DPC AWPI.
Agus nama pemiliknya, dengan di bantu sang istri Tiwi, wedangan ini buka dari pukul 08.00 hingga 19.00 WIB berbalik arah dengan warung hik – hik yang lain buka sore hingga tengah malam.
Menu hik ini terlihat biasa saja, seperti warung lainya khas traditional. Namun menu andalan yang di miliki yakni nasi bakar.
Nasi Bakar ini, nasi yang dibungkus dengan daun pisang lalu di bakar. Selain nasi, di dalam nya juga terdapat sambal, teri medan dan sayur yang direbus. rasanya memang juara. Enak dan gurih, apalagi dimakan disaat hangat, untuk satu porsi cukup merogoh kocek Rp.5 ribu rupiah, murah bukan?
Saat bincang – bincang, Agus memaparkan, musim panas esteh bisa capai 100 kantong plastik, belum yang minum ditempat, jika cuaca dingin lebih orientasi ke teh panas. rasa teh pun enak dan nancep di lidah, tidak nyangkut di leher.
“Setiap hari lumayan ramai mas, apalagi jika saat jam istritahat, banyak kok yang makan siang di sini, “jelas Agus.
Senada dengan Istri Agus, Tiwi menyatakan banyak pemesanan untuk nasi bakar hingga nasi bungkus Ayam kremes plus nasi.
“Kami juga melayani pemesanan di acara – acara penting, dengan harga yang sangat terjangkau, “tukasnya. (Tim AWPI)
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus di hapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan (alenia pertama pembukaan UUD 1945)”